Provokasi Film Ala Yahudi Melecehkan Umat Islam


Dunia Arab kembali dilanda kegemparan. Wilayah yang dihuni mayoritas umat Islam itu sedang bergolak akibat sebuah provokasi yang disebarkan lewat sebuah film berjudul 'Innocence of Muslim'.
Film kontroversial ini dianggap kurang ajar karena mendiskreditkan sosok Nabi Muhammad. Akibatnya, sejumlah masyarakat muslim marah. Warga muslim di beberapa negara pun melakukan unjuk rasa, memprotes keras film tersebut.
Unjuk rasa dimulai dari Mesir dan Libya, pada Selasa (11/9/2012) lalu. Di Mesir, amarah masyarakat dilampiaskan ke kedutaan besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Kairo. Para pengunjuk rasa memanjat tembok kedutaan untuk mengganti bendera AS dengan spanduk Islami. Bahkan, dalam unjuk rasa di Benghazi, Lib, Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga anggota kedutaan tewas akibat serangan roket ke konsulat AS di Kota Benghazi.
Al Jazeera melaporkan dari kota di sebelah timur Libya, bahwa konflik bersenjata di kawasan tersebut sebagai buntut protes terhadap tayangan film amatir tentang penghinaan kepada Nabi Muhammad, setelah terjadi unjuk rasa serupa di Kairo, Mesir.
Abdel-Moenm Al-Hurr, juru bicara Komite Keamanan Agung Libya, pada Rabu (12//92/2012) mengatakan, pemrotes menembakkan peluncur granat ke gedung Kedubes AS dari lahan pertanian. "Bentrok senjata berlangsung sengit antara angkatan bersenjata Libya melawan milisi bersenjata di luar konsulat AS," katanya. Dia juga mengatakan bahwa jalan-jalan ditutup dan pasukan keamanan berkeliling gedung.
Presiden Mesir Mohammed Mursi mengatakan bahwa dia mengutuk film tersebut karena telah menghina kaum Muslim dan Nabi Muhammad SAW. "Kami, rakyat Mesir menolak segala jenis penghinaan terhadap Nabi kami,'' kata Mursi dalam kunjungan resmi ke Brussel, Belgia! seperti dikutip Press TV, Kamis, (13/9/2012).
Namun, Mursi juga menyatakan tidak setuju terhadap pilihan yang ditempuh para demonstran terkait film itu. "Semua orang bebas mengemukakan pendapat. Tapi, harus dilakukan dengan cara damai. Jangan sampai menyerang orang dan kedutaan negara lain,'' kata dia.
Morsi menambahkan bahwa membunuh orang yang tidak bersalah bertentangan dengan Islam. Dia menilai aksi penyerangan ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Mesir dan Libya tidak bisa dibenarkan. ''Kami harus melindungi tamu dan warga asing di sini. Serangan ke kantor kedutaan AS tidak bisa dibenarkan,'' katanya.
Akibat kerusuhan di beberapa negara, kini para awak film profokatif itu merasa terancam. Aktris Cindy Lee Garcia yang menjadi salah satu pemeran di film itu tak menyangka bahwa film yang dibintanginya, Innocence of Muslims, akan memicu protes berdarah di sejumlah negara. "Ini membuatku gila," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Gawker, Rabu (12/9/2012).
Menurut Cindy, sutradara film ini telah menipu dirinya. "Saat syuting dia bilang bahwa ini hanya film biasa berlatar Mesir 2.000 tahun yang lalu," ujar aktris asal Bakersfield, California, itu. Dalam film tersebut, ia memainkan peran kecil sebagai wanita yang menyerahkan anaknya pada Nabi Muhammad untuk dinikahi. "Yang saya tahu, dalam film bukan Muhammad yang menjadi tokoh sentral, tapi Master George," tambahnya.
Tokoh Muhammad sendiri dialihsuarakan oleh sang sutradara pada proses pasca-produksi. Mengetahui itu, ia merasa amat geram pada sang sutradara dan produser karena merasa dimanfaatkan. Dampaknya, ia merasa trauma. "Seseorang terbunuh karena film yang kubintangi," ujarnya sedih.
Hasil editing final film tersebut diakuinya amat mengerikan. Terlebih setelah melihat dampak yang ditimbulkan dari film yang diketahuinya berjudul Desert Warriors tersebut. Film yang telah diedit itu kemudian diunggah cuplikannya ke dalam situs YouTube.
Cuplikan inilah yang membuat kaum muslim marah besar. Betapa tidak, film yang diproduksi kaum Kristen Koptik itu memang naif dan terang-terangan menghina serta melecehkan Nabi Muhammad SAW. Film yang disutradarai pria asal Israel, Sam Bacile, itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang anti Islam untuk melakukan provokasi.
Bacile yang tinggal di California, AS, kini lari terbirit-birit, bersembunyi di tempat yang tidak diketahui publik. Namun pria Yahudi Israel itu masih sempat berbicara melalui telepon dari tempat persembunyiannya. Selain menjadi Sutradara, ia mengaku sebagai penulis skenario film itu.
Saat dikonfirmasi beberapa media, Bacile tetap pada pendapatnya bahwa Islam itu 'sebagai sebuah kanker'. Pria berusia 56 tahun ini mengaku sengaja membuat film tersebut sebagai bentuk provokasi politik untuk mengutuk agama. "Ini adalah film politik," kata Bacile.
Amerika Serikat, katanya, kehilangan banyak uang dan pasukan dalam perang Irak dan Afganistan, namun kami sedang bertempur melawan idologi. Bacile, seorang pengusaha properti di California, yang menyebut dirinya sebagai seorang Yahudi Israel, mengatakan meyakini bahwa film tersebut akan membantu tanah airnya untuk mengekspos kelemahan Islam kepada dunia. "Islam adalah sebuah kanker," ujarnya.
Bacile menjelaskan, film berdurasi dua jam ini telah menghabiskan biaya produksi US$ 5 juta (Rp 48 miliar). Seluruh dana tersebut ditanggung renteng oleh lebih kurang 100 donatur Yahudi. Dalam film tersebut, Bacile menggambarkan Nabi Muhammad adalah seorang penipu. Dia juga menyebut Nabi Muhammad sebagai hidung belang yang lemah dan menyetujui pelecehan seksual pada anak-anak. Film ini oleh umat Islam dianggap sebagai penghinaan terhadap junjungan Rasulullah Muhammad.
Lelaki Yahudi ini melanjutkan, dia merasa prihatin atas kematian warga Amerika yang tewas akibat filmnya. Dia menyalahkan lemahnya keamanan kedutaan dan kekerasan di Libya. "Saya rasa sistem keamanan (di kedutaan) tidak bagus," kata Bacile. "Amerika harus melalukan sesuatu untuk mengubahnya."
Seorang pengarah film, Steve Klein, mengatakan bahwa produser film perlu memberikan perhatian terhadap anggota keluarga yang tinggal di Mesir. Namun Bacile menolak pendapat tersebut.
Klein memberi pesan kepada Bacille, "Di masa depan, Anda bakal menjadi Theo van Gogh". Van Gogh adalah seorang Belanda produser film, yang tewas dibunuh oleh ekstrimis muslim pada 2004 setelah membuat film yang dianggap menghina Islam. "Kami ingatkan bahwa hal ini (pembunuhan) bisa saja terjadi pada Anda," kata Klein.
Film Bacile disulih suara ke dalam bahasa Arab oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Produser film yang dapat berbahasa Arab ini membenarkan bahwa filmnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang akurat. Film yang dibuat dalam waktu tiga bulan pada musim panas 2011 itu didukung 59 aktor dan sekitar 45 orang di belakang kamera.
Serangan hina terhadap Nabi Muhammad tidak hanya sekali ini saja. Sebelumnya, koran Denmark pada edisi 2005 lalu, menerbitkan 12 karikatur tentang Nabi Muhammad sehingga memicu kerusuhan di negara-negara Islam.
Jika dunia dihuni oleh para penghina agama macam Bacille, niscaya kedamaian jauh dari muka bumi ini! (HP)
Previous
Next Post »